PENGUKURAN
MORFOMETRIK DAN MERISTIK
IKAN KAKAP
MERAH (Lutjanus sp.)
OLEH
ATRILA
LATINULU
FORUM KAJIAN
PENELITI PERIKANAN
KOMUNITAS DEHETO
HULONTHALO
FISHERIES OF
RESEARCH
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ikan merupakan salah satu jenis
hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis,
memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung
pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam
air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya
sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah
angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan
kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang
terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo.
Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58%
(13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis
ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hamper 70%
permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan
perairan tawar (Resmayeti, 1994).
Ikhtiologi berasal dari gabungan dua
kata Yunani yaitu “ichthyes” yang
artinya ikan dan logos artinya ilmu. Dengan demikian ikhtiologi adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ikan
didefinisikan sebagai hewan vertebrata yang berdarah dingin (poikiloterm), hidup dalam lingkungan
air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada
umumnya bernafas dengan insang (Resmayeti, 1994).
Informasi yang digunakan dalam
mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi
terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam iktiologi dan
juga bidang-bidang lain seperti ekologi, fisiologi. Metode yang digunakan dalam
bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik,
2) ciri meristik, 3) ciri-ciri anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6)
elektroforesis (Resmayeti, 1994).
Pengukuran morfometrik merupakan
beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang
standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang
ekor. Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan
jenis ikan. Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat
dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja
pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah
sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah
satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan
kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan
oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi
pertumbuhan larva ikan.
Dalam mempelajari tentang ikan, ada
yang dikenal dengan ilmu morfologi ikan dan sistem integument pada ikan yaitu
mempelajari ikan dari bagian-bagian yang terluar seperti dengan melihat bentuk
tubuh maupun bentuk mulut serta bentuk sisik, secara umum ikan mempunyai sifat
atau ciri-ciri serta bentuk yang berbeda antara spesies yang satu dengan
spesies yang lainnya. Akan tetapi, ikan mempunyai bentuk-bentuk dan pola yang
sama yaitu terdiri dari tiga bagian utama, antara lain kepala, badan dan ekor.
2.2
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran morfometrik, pengukuran
meristik pada ikan kakap merah (Lutjanus
sp.) yang sedang mengalami pertumbuhan.
2.3
Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini antara lain mahasiswa
mampu melakukan pengukuran morfometrik dan meristik pada ikan yang sedang
mengalami pertumbuhan, dapat mempelajari bagaimana cara untuk mengukur dan
menghitung baik bagian luar tubuh ikan, maupun organ bagian dalam ikan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan
Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus sp.) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo
: Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanussp.
Gambar 1. Ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
2.2
Morfologi dan Anatomi Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai ciri tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau
lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut
lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun
dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi canin-nya yang berada pada
bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk segitiga maupun
bentuk “V” dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung maupun penajaman.
Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang
tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari jari-jari keras dan
jari-jari lunak. Sirip punggung umumnya ada yang berkesinambungan dan berlekuk
pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas
belakang ekornya agak cekung denan kedua ujung sedikit tumpul. Ikan kakap merah
mempunyai bagian bawah penutup insang yang berduri kuat dan bagian atas penutup
insang terdapat cuping bergerigi. Warna ikan kakap merah sangat bervariasi,
mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Mempunyai
garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada
sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari l unak.
Umumnya berukuran panjang antara 25–50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm
(Gunarso, 1995).
2.3
Habitat Hidup Ikan Kakap Merah (Lutjanus
sp.)
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah pasang surut
di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar.
Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak
begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam
dari pada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah
tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit
karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC. Jenis yang berukuran
kecil seringkali dijumpai beragregasi di dekat permukaan perairan karang pada
waktu siang hari. Pada malam hari umumnya menyebar guna mencari makanannya baik
berupa jenis ikan maupun crustacea. Ikan-ikan berukuran kecil untuk beberapa
jenis ikan kakap biasanya menempati daerah bakau yang dangkal atau daerah-daerah
yang ditumbuhi rumput laut. Potensi ikan kakap merah jarangditemukan dalam
gerombolan besar dan cenderung hidup soliter dengan lingkungan yang beragam
mulai dari perairan dangkal, muara sungai, hutan bakau, daerah pantai sampai
daerah berkarang atau batu karang (Gunarso, 1995).
Famili Lutjanidae utamanya menghuni
perairan tropis maupun sub tropis, walau tiga dari genus Lutjanus adayang hidup di air tawar. Penyebaran kakap merah di
Indonesia sangat luas dan hampir menghuni seluruh perairan pantai Indonesia.
Penyebaran kakap merah arah ke utara mencapai Teluk Benggala, Teluk Siam,
sepanjang pantai Laut Cina Selatan serta Filipina. Penyebaran arah kselatan
mencapai perairan tropis Australia, arah ke barat hingga Arfika Selatan dan
perairan tropis Atlantik Amerika, sedangkan arah keTimur mencapai pulau-pulau
di Samudera Pasifik (Baskoro dkk.
2004).
Menurut Djamal dan Marzuki (1992),
Daerah penyebaran kakap merah hampir di seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari
Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, Selatan Jawa, Timur dan
Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, serta Kepulauan Riau. Secara umum ikan
kakap memiliki laju tumbuh relative lebih tinggi dibandingkan dengan ikan laut
lainnya dan merupakan komoditas perikanan yang mempunyai prospek mendukung
pengembangan budi daya di masa datang. Kelompok ikan dari Famili Lutjanidae
pada umumnya menempati wilayah perairan dengan substrat sedikit berkarang dan
banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m terutama untuk yang berukuran
besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa menempati daerah hutan bakau
yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi oleh rumput laut.
Kelompok ikan kakap umumnya hidup di perairan dengan substrat dasar sedikit
berkarang, pada kedalaman antara 40-100 m, sedangkan ikan-ikan muda didapatkan
di daerah hutan bakau, rumput laut, dan karang-karang dangkal (Grimes, 1987).
2.4
Reproduksi Ikan Kakap Merah (Lutjanus
sp.)
Ikan Kakap tergolong diecious yaitu
ikan ini terpisah antara jantan dan betinanya. Hampir tidak dijumpai seksual
dimorfisme atau beda nyata antara jenis jantan dan betina baik dalam hal strukt
ur tubuh maupun dalam hal warna. Pola reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah
terjadi diferensiasi jenis kelamin, maka jenis seksnya akan berlangsung selama
hidupnya, jantan sebagai jantan dan betina sebagai betina. Jenis ikan ini
rata-rata mencapai tingkat pendewasaan pertama saat panjang tubuhnya telah
mencapai 41–51% dari panjang tubuh total atau panjang tubuh maksimum. Jantan
mengalami matang kelamin pada ukuran yang lebih
kecil dari betinanya.
Kelompok ikan yang siap memijah,
biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan muncul ke permukaan pada
waktu senja atau malam hari di bulan Agustus dengan suhu air berkisar antara
22,2–25,2ºC. Ikan kakapjantan yang mengambil inisiatif berlangsungnya pemijahan
yang diawali dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan tubuh mereka pada salah
seekor betinanya. Setelah itu baru ikan-ikan lain ikut bergabung, mereka
berputar-putar membentuk spiral sambil melepas gamet sedikit di bawah permukaan
air. Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur
maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan kakap yang berukuran besar
akan mampu mencapai umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni
perairan mulai dangkal hingga kedalaman 60–100 meter (Gunarso, 1995).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum ikhtiologi di
lakukan pada hari sabtu, tanggal 05 Desember 2015, pukul 09:00 wita sampai
dengan selesai, bertempat di sekitar Lboratorium Pertanian Universitas Negeri
Gorontalo (UNG), Kota Gorontalo.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada kegiatan praktikum ikhtiologi, dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel
1 : Alat yang digunakan saat praktikum
No
|
Alat
|
Fungsinya
|
1
|
Pisau
|
Digunakan untuk membedah ikan
|
2
|
Talenan
|
Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan ikan
|
3
|
Mistar
|
Untuk mengukur ikan dan bagian-bagian tubuh
ika
|
4
|
Loop
|
Untuk mempermudah menghitung bagian tubuh ikan
|
5
|
Pinset
|
Untuk menghitung sisik maupun insang ikan
|
6
|
Tissue (basah dan kering)
|
Untuk membersihkan darah ikan serta untuk
membersihkan alat yang telah digunakan
|
7
|
ATM
|
Untuk mencatat hasil
|
8
|
Camera
|
Untuk pengambilan dokumentasi
|
Tabel 2 : Bahan yang digunakan saat praktikum
No
|
Bahan
|
Fungsinya
|
1
|
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
|
Objek yang akan di ukur
|
2
|
Air
|
Untuk mencuci ikan / peralatan yang selesai dipakai
|
3.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada kegiatan
praktikum ikhtiologi ini, antara lain :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2.
Menyiapkan ikan (bahan) yang akan di
ukur.
3.
Letakkan ikan tersebut di atas
talenan yang telah disediakan.
4.
Mulai mengukur ikan mulai dari
parameter ikan, sampai bagian-bagian tubuh ikan (pengukuran morfometrik dan
meristik).
5.
Melakukan perhitungan presentase
dari hasil ukuran keseluruhan ikan.
6. Kemudian mencatat hasil pengukuran
tersebut yang selanjutnya data ini akan di masukkan pada hasil dan pembahasan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 2. Morfologi ikan
Keterangan : Morfologi ikan kakap
merah (Lutjanus argentimaculatus)
Tabel 3.
Morfologi ikan
PARAMETER
|
JENIS
IKAN
|
IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
|
|
Bentuk
tubuh
|
Bilateral simetris
|
Bentuk
mulut
|
Dapat disembulkan
|
Posisi
mulut
|
Terminal
|
Mulut
disembulkan (dapat / tidak)
|
Dapat
|
Bentuk
sirip ekor
|
Tegak
|
Posisi
sirip V terhadap P
|
Torasik
|
Tipe
sirip D (tunggal /ganda)
|
Tunggal
|
Kelengkapan
LL
|
Lengkap
|
Sirip
V (ada/tidak)
|
Ada
|
Ciri
khusus
|
Tidak ada
|
Operkulum
|
Ada
|
Preoperkulum
|
Ada
|
Sirip
P (ada/tidak)
|
Ada
|
Tabel 4. Ciri morfometrik ikan
No
|
BAGIAN
TUBUH YANG
|
JENIS
IKAN
IKAN
KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
|
PERSENTASE
|
DIUKUR
|
|||
1
|
Panjang total
|
32.5 cm
|
100%
|
3
|
Panjang baku
|
26.5 cm
|
81.54%
|
4
|
Panjang kepala
|
9.5 cm
|
29.23%
|
5
|
Panjang predorsal
|
10 cm
|
30.76%
|
6
|
Panjang batang ekor
|
3.5 cm
|
10.77%
|
7
|
Tinggi badan
|
10 cm
|
30.76%
|
8
|
Tinggi batang ekor
|
3 cm
|
9.23%
|
9
|
Tinggi kepala
|
9 cm
|
27.69%
|
10
|
Lebar kepala
|
3 cm
|
9.23%
|
11
|
Lebar badan
|
4.5 cm
|
13.85%
|
12
|
Panjang hidung
|
4 cm
|
12.31%
|
13
|
Panjang bagian kepala di belakang mata
|
4.2 cm
|
12.92%
|
14
|
Lebar ruang antar mata
|
2.2 cm
|
6.76%
|
15
|
Diameter mata
|
2.5 cm
|
7.69%
|
16
|
Panjang rahang atas
|
4 cm
|
12.31%
|
17
|
Panjang rahang bawah
|
3 cm
|
9.23%
|
18
|
Lebar bukaan mulut
|
5 cm
|
15.38%
|
19
|
Tinggi di bawah mata
|
3.5 cm
|
10.77%
|
20
|
Panjang dasar sirip punggung
|
14 cm
|
43.1%
|
21
|
Panjang dasar sirip anal
|
4 cm
|
12.31%
|
22
|
Tinggi sirip punggung
|
1 cm
|
3.1%
|
23
|
Panjang sirip dada
|
9 cm
|
27.69%
|
24
|
Panjang sirip perut
|
5.5 cm
|
16.93%
|
Tabel 5. Ciri
meristik
No
|
PARAMETER
|
JENIS
IKAN
|
IKAN
KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
|
||
1
|
Jari-jari sirip keras :
|
D. XI
C. II
A. III
V. XII
|
Sirip
D
|
||
Sirip
C
|
||
Sirip
A
|
||
Sirip
P
|
||
Sirip
V
|
||
2
|
Jari-jari sirip lemah :
|
D. 14
C. 20
A. 7
P. 9
|
Sirip
D
|
||
Sirip
C
|
||
Sirip
A
|
||
Sirip
P
|
||
Sirip
V
|
||
3
|
Perumusan sirip :
|
D. XI . 14
C. II . 20
A. III . 7
P. 9
V. XII
|
Sirip
D
|
||
Sirip
C
|
||
Sirip
A
|
||
Sirip
P
|
||
Sirip
V
|
||
4
|
Jumlah sisik :
|
67
38
13
|
Pada LL
|
||
Di bawah LL
|
||
Di atas LL
|
||
5
|
Jumlah sisik predorsal
|
13
|
6
|
Jumlah sisik pipi
|
32
|
7
|
Jumlah sisik keliling badan
|
104
|
8
|
Jumlah sisik batang ekor
|
14
|
9
|
Jumlah tapis insang :
|
39
70
|
Bagian bawah
|
||
Bagian atas
|
||
10
|
Jumlah finlet
|
-
|
Gambar 3. Tipe
Sisik badan ikan
Keterangan :
Sisik ctenoid
Gambar 4. Lambung dan usus ikan dan organ – organ
lainnya
Keterangan : Organ Pencernaan
Tabel 5. Sistem
pencernaan ikan
Tipe
organ pencernaan
|
Panjang
|
Rasio
|
|||
Gigi
|
Lambung
|
Usus
|
Tubuh(A)
|
Usus
(B)
|
A/B
X 100 %
|
Conical
|
Carnivora
|
Carnivora
|
32.5 cm
|
4 cm
|
12.31%
|
Gambar 6. Insang ikan
Keterangan
: Insang ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Tabel 7. Sistem pernapasan
Jumlah
lembar insang
|
Jumlah
filamen insang
|
||
Kanan
|
Kiri
|
Kanan
|
Kiri
|
4
|
4
|
872
|
880
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Morfologi ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Bentuk
tubuh ikan kakap merah (Lutjanus sp.)yaitu bilateral simetris, bentuk mulut
dapat disembulkan, posisi mulut terminal, mulut disembulkan (dapat), bentuk
sirip ekor tegak, posisi sirip V terhadap P torasik, tipe sirip D ganda,
kelengkapan LL lengkap, sirip V ada, cirri khusus tidak ada, operkulum ada,
preoperkulum ada, sirip P ada.
4.2.2 Ciri morfometrik ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Panjang
total ikan kakap merah (Lutjanus sp.) adalah 32.5 cm dengan presentase
100%, panjang baku 32.5 cm dengan presentase 100%, panjang kepala 9.5 cm dengan
presentase 29.23%, panjang predorsal 10 cm dengan presentase 30.76%, panjang
batang ekor 3.5 cm dengan presentase 10.77%, tinggi badan 10 cm dengan
presentase 30.76%, tinggi batang ekor 3 cm dengan presentase 9.23%, tinggi
kepala 9 cm dengan presentase 27.69%, lebar kepala 3 cm dengan presentase
9.23%, lebar badan 4.5 cm dengan presentase 13.85%, panjang hidung 4 cm dengan
presentase 12.31%, panjang bagian kepala dibelakang mata 4.2 cm dengan
presentase 12.92%, lebar ruang antar mata 2.2 cm dengan presentase 6.76%,
diameter mata 2.5 cm dengan presentase 7.69%, panjang rahang atas 4 cm dengan
presentase 12.31%, panjang rahang bawah 3 cm dengan presentase 9.23%, lebar
bukaan mulut 5 cm dengan presentase 15.38%, tinggi dibawah mata 3.5 cm dengan
presentase 10.77%, panjang dasar sirip punggung 14 cm dengan presentase 43.1%,
panjang dasar sirip anal 4 cm dengan presentase 12.31%, tinggi sirip punggung 1
cm dengan presentase 3.1%, panjang sirip dada 9 cm dengan presentase 27.69%,
dan panjang sirip perut 5.5 cm dengan presentase 16.92%.
4.2.3 Ciri meristik ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Perumusan sirip :
1. Sirip D : D.XI.14
2. Sirip C : C.II.20
3. Sirip A : A.III.7
4. Sirip P : P.9
5. Sirip V : V.XII
Jumlah
sisik pada ikan kakap merah (Lutjanus sp.) yaitu
pada LL : 67, di bawah LL : 38, di atas LL : 13, jumlah sisik predorsal
13, jumlah sisik pipi 32, jumlah sisik keliling badan 104, dan jumlah sisik
batabg ekor 14. Untuk jumlah tapis insang, pada bagian bawah 39, dan bagian
atas 70, sedangkan untuk finlet tidak terdapat pada ikan kakap merah (Lutjanus sp.).
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pengukuran morfometrik merupakan
beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang standar,
panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor.
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan
jenis ikan. Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat
dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja
pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah
sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies.
5.2
Saran
Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya memperispkan
terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, untuk mempermudah pada saat
proses pelaksanaan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Baskoro dkk, 2004. Kajian Bio-Ekonomi sumberdaya Ikan Kakap Merah yang di
daratkan di pantai selatan Tasikmalaya, Jawa Barat. Jurnal Akuatik. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Padjadjaran.
Grimes, 1987. Parameter populasi ikan Kakap merah
diperairan Jawa bagian timur. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta
Gunarso, 1995.kebiasaan makanan ikan merah (Lutjanidae).Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.Universitas
Hasanuddin.Makassar
Resmayeti, 1994. Identifikasi ikan. Laporan. Fakultas Sains
dan Teknik. Universitas jendral Soedirman. Purwokerto.
Rumbaru, 2010.Biologi
Perikanan. Laporan.Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan.Universitas Ambon.Ambon
Setiawan, B.
2007. Biologi Reproduksi Dan Kebiasaan
Makanan Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) Di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar