Music

Kamis, 18 Februari 2016

IKHTIOLOGY (MORFOMETRIK DAN MERISTIK)




PENGUKURAN MORFOMETRIK DAN MERISTIK
IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)



LAPORAN KEGIATAN



OLEH

ATRILA LATINULU














FORUM KAJIAN PENELITI PERIKANAN
KOMUNITAS DEHETO HULONTHALO
FISHERIES OF RESEARCH
2015




BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hamper 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar (Resmayeti, 1994).
Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “ichthyes” yang artinya ikan dan logos artinya ilmu. Dengan demikian ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya. Ikan didefinisikan sebagai hewan vertebrata yang berdarah dingin (poikiloterm), hidup dalam lingkungan air, pergerakan dan kesetimbangan badannya terutama menggunakan sirip dan pada umumnya bernafas dengan insang (Resmayeti, 1994).
Informasi yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam iktiologi dan juga bidang-bidang lain seperti ekologi, fisiologi. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-ciri anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis (Resmayeti, 1994).
Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan. Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan.
Dalam mempelajari tentang ikan, ada yang dikenal dengan ilmu morfologi ikan dan sistem integument pada ikan yaitu mempelajari ikan dari bagian-bagian yang terluar seperti dengan melihat bentuk tubuh maupun bentuk mulut serta bentuk sisik, secara umum ikan mempunyai sifat atau ciri-ciri serta bentuk yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lainnya. Akan tetapi, ikan mempunyai bentuk-bentuk dan pola yang sama yaitu terdiri dari tiga bagian utama, antara lain kepala, badan dan ekor.
2.2  Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara pengukuran morfometrik, pengukuran meristik pada ikan kakap merah (Lutjanus sp.) yang sedang mengalami pertumbuhan.
2.3  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini antara lain mahasiswa mampu melakukan pengukuran morfometrik dan meristik pada ikan yang sedang mengalami pertumbuhan, dapat mempelajari bagaimana cara untuk mengukur dan menghitung baik bagian luar tubuh ikan, maupun organ bagian dalam ikan tersebut.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Klasifikasi Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus sp.) adalah sebagai berikut:
Kingdom  : Animalia
Filum  : Chordata
Subfilum  : Vertebrata
Kelas  : Pisces
Subkelas  : Teleostei
Ordo  : Percomorphi
Subordo  : Percoidea
Famili  : Lutjanidae
Genus  : Lutjanus
Spesies  :   Lutjanussp.



 

Gambar 1. Ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
2.2  Morfologi dan Anatomi Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai ciri tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi canin-nya yang berada pada bagian depan. Ikan ini mengalami pembesaran dengan bentuk segitiga maupun bentuk “V” dengan atau tanpa penambahan pada bagian ujung maupun penajaman. Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. Sirip punggung dan sirip duburnya terdiri dari jari-jari keras dan jari-jari lunak. Sirip punggung umumnya ada yang berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung denan kedua ujung sedikit tumpul. Ikan kakap merah mempunyai bagian bawah penutup insang yang berduri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi. Warna ikan kakap merah sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari l unak. Umumnya berukuran panjang antara 25–50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm (Gunarso, 1995).
2.3  Habitat Hidup Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam dari pada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC. Jenis yang berukuran kecil seringkali dijumpai beragregasi di dekat permukaan perairan karang pada waktu siang hari. Pada malam hari umumnya menyebar guna mencari makanannya baik berupa jenis ikan maupun crustacea. Ikan-ikan berukuran kecil untuk beberapa jenis ikan kakap biasanya menempati daerah bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang ditumbuhi rumput laut. Potensi ikan kakap merah jarangditemukan dalam gerombolan besar dan cenderung hidup soliter dengan lingkungan yang beragam mulai dari perairan dangkal, muara sungai, hutan bakau, daerah pantai sampai daerah berkarang atau batu karang (Gunarso, 1995).
Famili Lutjanidae utamanya menghuni perairan tropis maupun sub tropis, walau tiga dari genus Lutjanus adayang hidup di air tawar. Penyebaran kakap merah di Indonesia sangat luas dan hampir menghuni seluruh perairan pantai Indonesia. Penyebaran kakap merah arah ke utara mencapai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan serta Filipina. Penyebaran arah kselatan mencapai perairan tropis Australia, arah ke barat hingga Arfika Selatan dan perairan tropis Atlantik Amerika, sedangkan arah keTimur mencapai pulau-pulau di Samudera Pasifik (Baskoro dkk. 2004).
Menurut Djamal dan Marzuki (1992), Daerah penyebaran kakap merah hampir di seluruh Perairan Laut Jawa, mulai dari Perairan Bawean, Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, Selatan Jawa, Timur dan Barat Kalimantan, Perairan Sulawesi, serta Kepulauan Riau. Secara umum ikan kakap memiliki laju tumbuh relative lebih tinggi dibandingkan dengan ikan laut lainnya dan merupakan komoditas perikanan yang mempunyai prospek mendukung pengembangan budi daya di masa datang. Kelompok ikan dari Famili Lutjanidae pada umumnya menempati wilayah perairan dengan substrat sedikit berkarang dan banyak tertangkap pada ke dalaman antara 40-70 m terutama untuk yang berukuran besar, ikan muda yang masih berukuran kecil biasa menempati daerah hutan bakau yang dangkal atau daerah-daerah yang banyak ditumbuhi oleh rumput laut. Kelompok ikan kakap umumnya hidup di perairan dengan substrat dasar sedikit berkarang, pada kedalaman antara 40-100 m, sedangkan ikan-ikan muda didapatkan di daerah hutan bakau, rumput laut, dan karang-karang dangkal (Grimes, 1987).
2.4  Reproduksi Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.)
Ikan Kakap tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara jantan dan betinanya. Hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata antara jenis jantan dan betina baik dalam hal strukt ur tubuh maupun dalam hal warna. Pola reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah terjadi diferensiasi jenis kelamin, maka jenis seksnya akan berlangsung selama hidupnya, jantan sebagai jantan dan betina sebagai betina. Jenis ikan ini rata-rata mencapai tingkat pendewasaan pertama saat panjang tubuhnya telah mencapai 41–51% dari panjang tubuh total atau panjang tubuh maksimum. Jantan mengalami matang kelamin pada ukuran yang lebih
kecil dari betinanya.
Kelompok ikan yang siap memijah, biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan muncul ke permukaan pada waktu senja atau malam hari di bulan Agustus dengan suhu air berkisar antara 22,2–25,2ºC. Ikan kakapjantan yang mengambil inisiatif berlangsungnya pemijahan yang diawali dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan tubuh mereka pada salah seekor betinanya. Setelah itu baru ikan-ikan lain ikut bergabung, mereka berputar-putar membentuk spiral sambil melepas gamet sedikit di bawah permukaan air. Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan kakap yang berukuran besar akan mampu mencapai umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal hingga kedalaman 60–100 meter (Gunarso, 1995).



BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1  Waktu dan tempat
Kegiatan praktikum ikhtiologi di lakukan pada hari sabtu, tanggal 05 Desember 2015, pukul 09:00 wita sampai dengan selesai, bertempat di sekitar Lboratorium Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Kota Gorontalo.
3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ikhtiologi, dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel 1 : Alat yang digunakan saat praktikum
No
Alat
Fungsinya
1
Pisau
Digunakan untuk membedah ikan
2
Talenan
Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan ikan
3
Mistar
Untuk mengukur ikan dan bagian-bagian tubuh ika
4
Loop
Untuk mempermudah menghitung bagian tubuh ikan
5
Pinset
Untuk menghitung sisik maupun insang ikan
6
Tissue (basah dan kering)
Untuk membersihkan darah ikan serta untuk membersihkan alat yang telah digunakan
7
ATM
Untuk mencatat hasil
8
Camera
Untuk pengambilan dokumentasi
Tabel 2 : Bahan yang digunakan saat praktikum
No
Bahan
Fungsinya
1
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Objek yang akan di ukur
2
Air
Untuk mencuci ikan / peralatan yang selesai dipakai

3.3  Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada kegiatan praktikum ikhtiologi ini, antara lain :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menyiapkan ikan (bahan) yang akan di ukur.
3.      Letakkan ikan tersebut di atas talenan yang telah disediakan.
4.      Mulai mengukur ikan mulai dari parameter ikan, sampai bagian-bagian tubuh ikan (pengukuran morfometrik dan meristik).
5.      Melakukan perhitungan presentase dari hasil ukuran keseluruhan ikan.
6.      Kemudian mencatat hasil pengukuran tersebut yang selanjutnya data ini akan di masukkan pada hasil dan pembahasan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Gambar 2. Morfologi ikan
 
Keterangan : Morfologi ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)
Tabel 3. Morfologi ikan
PARAMETER
JENIS IKAN
IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
Bentuk tubuh
 Bilateral simetris
Bentuk mulut
 Dapat disembulkan
Posisi mulut
 Terminal
Mulut disembulkan (dapat / tidak)
 Dapat
Bentuk sirip ekor
 Tegak
Posisi sirip V terhadap P
 Torasik
Tipe sirip D (tunggal /ganda)
 Tunggal
Kelengkapan LL
 Lengkap
Sirip V (ada/tidak)
 Ada
Ciri khusus
 Tidak ada
Operkulum
 Ada
Preoperkulum
 Ada
Sirip P (ada/tidak)
 Ada
Tabel 4. Ciri morfometrik ikan
No
BAGIAN TUBUH YANG
JENIS IKAN
IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
PERSENTASE
DIUKUR
1
Panjang total
32.5 cm
100%
3
Panjang baku
26.5 cm
81.54%
4
Panjang kepala
9.5 cm
29.23%
5
Panjang predorsal
10 cm
30.76%
6
Panjang batang ekor
3.5 cm
10.77%
7
Tinggi badan
10 cm
30.76%
8
Tinggi batang ekor
3 cm
9.23%
9
Tinggi kepala
9 cm
27.69%
10
Lebar kepala
3 cm
9.23%
11
Lebar badan
4.5 cm
13.85%
12
Panjang hidung
4 cm
12.31%
13
Panjang bagian kepala di belakang mata
4.2 cm
12.92%
14
Lebar ruang antar mata
2.2 cm
6.76%
15
Diameter mata
2.5 cm
7.69%
16
Panjang rahang atas
4 cm
12.31%
17
Panjang rahang bawah
3 cm
9.23%
18
Lebar bukaan mulut
5 cm
15.38%
19
Tinggi di bawah mata
3.5 cm
10.77%
20
Panjang dasar sirip punggung
14 cm
43.1%
21
Panjang dasar sirip anal
4 cm
12.31%
22
Tinggi sirip punggung
1 cm
3.1%
23
Panjang sirip dada
9 cm
27.69%
24
Panjang sirip perut
5.5 cm
16.93%
Tabel 5. Ciri meristik
No
PARAMETER
JENIS IKAN
IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)
1
Jari-jari sirip keras :

D. XI
C. II
A. III

V. XII
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
2
Jari-jari sirip lemah :

D. 14
C. 20
A. 7
P. 9
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
3
Perumusan sirip :

D. XI . 14
C. II . 20
A. III . 7
P. 9
V. XII
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
4
Jumlah sisik :

67
38
13
Pada LL
Di bawah LL
Di atas LL
5
Jumlah sisik predorsal
13
6
Jumlah sisik pipi
32
7
Jumlah sisik keliling badan
104
8
Jumlah sisik batang ekor
14
9
Jumlah tapis insang :

39
70
Bagian bawah
Bagian atas
10
Jumlah finlet
-
Gambar 3. Tipe  Sisik badan  ikan
 
Keterangan : Sisik ctenoid
Gambar  4. Lambung dan usus ikan dan organ – organ lainnya
Keterangan : Organ Pencernaan
Tabel  5. Sistem pencernaan ikan
Tipe organ pencernaan
Panjang
Rasio
Gigi
Lambung
Usus
Tubuh(A)
Usus (B)
A/B X 100 %
Conical
Carnivora
Carnivora
32.5 cm
4 cm
12.31%






Gambar 6. Insang ikan
Keterangan : Insang ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Tabel 7. Sistem pernapasan
Jumlah lembar insang
Jumlah filamen insang
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
4
4
872
880
4.2  Pembahasan
4.2.1  Morfologi ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Bentuk tubuh ikan kakap merah (Lutjanus sp.)yaitu bilateral simetris, bentuk mulut dapat disembulkan, posisi mulut terminal, mulut disembulkan (dapat), bentuk sirip ekor tegak, posisi sirip V terhadap P torasik, tipe sirip D ganda, kelengkapan LL lengkap, sirip V ada, cirri khusus tidak ada, operkulum ada, preoperkulum ada, sirip P ada.
4.2.2  Ciri morfometrik ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Panjang total ikan kakap merah (Lutjanus sp.) adalah 32.5 cm dengan presentase 100%, panjang baku 32.5 cm dengan presentase 100%, panjang kepala 9.5 cm dengan presentase 29.23%, panjang predorsal 10 cm dengan presentase 30.76%, panjang batang ekor 3.5 cm dengan presentase 10.77%, tinggi badan 10 cm dengan presentase 30.76%, tinggi batang ekor 3 cm dengan presentase 9.23%, tinggi kepala 9 cm dengan presentase 27.69%, lebar kepala 3 cm dengan presentase 9.23%, lebar badan 4.5 cm dengan presentase 13.85%, panjang hidung 4 cm dengan presentase 12.31%, panjang bagian kepala dibelakang mata 4.2 cm dengan presentase 12.92%, lebar ruang antar mata 2.2 cm dengan presentase 6.76%, diameter mata 2.5 cm dengan presentase 7.69%, panjang rahang atas 4 cm dengan presentase 12.31%, panjang rahang bawah 3 cm dengan presentase 9.23%, lebar bukaan mulut 5 cm dengan presentase 15.38%, tinggi dibawah mata 3.5 cm dengan presentase 10.77%, panjang dasar sirip punggung 14 cm dengan presentase 43.1%, panjang dasar sirip anal 4 cm dengan presentase 12.31%, tinggi sirip punggung 1 cm dengan presentase 3.1%, panjang sirip dada 9 cm dengan presentase 27.69%, dan panjang sirip perut 5.5 cm dengan presentase 16.92%.
4.2.3  Ciri meristik ikan kakap merah (Lutjanus sp.)
Perumusan sirip :
1.   Sirip D : D.XI.14
2.   Sirip C : C.II.20
3.   Sirip A : A.III.7
4.   Sirip P : P.9
5.   Sirip V : V.XII
Jumlah sisik pada ikan kakap merah (Lutjanus sp.) yaitu  pada LL : 67, di bawah LL : 38, di atas LL : 13, jumlah sisik predorsal 13, jumlah sisik pipi 32, jumlah sisik keliling badan 104, dan jumlah sisik batabg ekor 14. Untuk jumlah tapis insang, pada bagian bawah 39, dan bagian atas 70, sedangkan untuk finlet tidak terdapat pada ikan kakap merah (Lutjanus sp.).





BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor. Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan. Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies.
5.2  Saran
Sebelum melakukan kegiatan praktikum, sebaiknya memperispkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan, untuk mempermudah pada saat proses pelaksanaan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Baskoro dkk, 2004. Kajian Bio-Ekonomi sumberdaya Ikan Kakap Merah yang di daratkan di pantai selatan Tasikmalaya, Jawa Barat. Jurnal Akuatik. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran.
Grimes, 1987. Parameter populasi ikan Kakap merah diperairan Jawa bagian timur. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta
Gunarso, 1995.kebiasaan makanan ikan merah (Lutjanidae).Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.Universitas Hasanuddin.Makassar
Resmayeti, 1994. Identifikasi ikan. Laporan. Fakultas Sains dan Teknik. Universitas jendral Soedirman. Purwokerto.
Rumbaru, 2010.Biologi Perikanan. Laporan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Universitas Ambon.Ambon
Setiawan,  B.  2007.  Biologi  Reproduksi Dan  Kebiasaan  Makanan  Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) Di Sungai  Musi, Sumatera  Selatan.  Skripsi.  Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar